Sudah jadi hal yang lumrah bagi setiap alumni Pondok Modern Gontor merasakan rindu dan kangen dengan masa masa selama nyantri di pondok. Suasana kebersamaan, momen penuh kenangan, didikan dan tempaan para guru serta Kyai pimpinan pondok.
Untuk mengobati rasa rindu sekaligus mengingat kembali suasana batin nilai nilai gontor (re-charge), Pondok Modern Darul Falah mengadakan Ngopi Bareng Pimpinan Pondok Modern Gontor, Kyai Hasan Abdullah Sahal.
Acara diadakan selepas peresmian mesjid Al Hamid di kompleks Pondok Modern Darul Falah Cimenteng, Subang, Jawa Barat, Sabtu 8 Januari 2022.
Alumni Pondok Modern Gontor yang hadir adalah mayoritas para Pimpinan Pondok Alumni Gontor, mereka terlihat sangat antusias mengikuti acara yang dikemas dengan santai tersebut.
Sajian Kopi Turki yang dipadukan dengan kopi lokal Jawa Barat racikan Ust Rizaldi pimpinan Pondok Mifaro, Ciwidey, menambah hangatnya suasana di tengah cuaca sejuk Cimenteng yang masing alami.
Dipandu oleh H Agus Maulana, obrolan santai dibuka dengan pertanyaan beberapa hal yang harus disiapkan dan diperhatikan oleh para alumni Gontor yang merintis pondok pesantren agar terus berkembang seperti Gontor.
“Kemauan. Yang paling penting adalah kemauan”. Begitu Kyai Hasan mengawali arahan dan nasihatnya. Untuk mendirikan pondok pesantren harus berawal dari adanya kemauan yang kuat. Tapi kemauan tersebut harus bersumber dari keterpanggilan. Keterpanggilan yang berasal dari nurani. Nurani dibimbing oleh hidayah. Hidayah itulah bersumber dari Allah Swt. Inilah seharusnya yang mendasari kemauan tersebut.
Setelah adanya kemauan keras, barulah bekerja keras, bekerja dengan ikhlas, bekerja secara totalitas. Agar kemudian muncul kualitas dan baru menuju kuantitas. Setelah itu baru dipikirkan fasilitas.
Saat ini justru banyak yang terbalik. Mendirikan pondok dimulai dengan memikirkan fasilitas. Banyak yang menjadikan fasilitas sebagai prioritas. Bahkan berlomba lomba menawarkan fasilitas yang premium untuk kenyamanan para santri. Orang tua memilih pondok karena fasilitas. Ini yang terbalik.
Pilar penting pondok pesantren adalah Kyai, Santri, Pendidikan, dan Kehidupan. Kyai harus “ngopeni” santri dan pondok. Kyai tidak boleh banyak keluyuran, ngobyek atau nyambi dengan pekerjaan lain seperti pembimbing biro umroh, ikut partai politik, sehingga banyak meninggalkan pondok.
Tidak ada literatur atau rujukan baku untuk mendirikan pesantren. Starting setiap pesantren berbeda-beda sehingga tidak bisa dibandingkan. Yang penting adanya kemauan. Biarpun anaknya kyai, kalau tidak punya kemauan, tidak ada keterpanggilan, tidak akan memimpin pesantren. Itulah poin terpenting dari nasihat Kyai Hasan Abdullah Sahal.
Acara ngopi bareng ini sangat dirasakan manfaatnya oleh para alumni yang hadir karena bisa langsung bertanya, meminta arahan dan pandangan terhadap berbagai hal yang dialami dalam praktek perjuangan di masyarakat, baik dalam bidang pendidikan maupun bidang usaha dan lainnya.